Pekerjaan Rumah Tangga, Tugas Istri atau Suami?

Dimasa modern sekarang ini perkara tugas domestik rumah tangga merupakan tugas istri atau suami masih menjadi perbincangan yang sangat sering dibahas. Semakin berkembangnya waktu berbagai pendapat mengenai hal tersebut semakin banyak muncul. Apalagi semakin banyaknya wanita yang bekerja setelah menikah entah karena alasan ekonomi ataupun hal lainnya semakin menjadikan hal tersebut menjadi pembahasan bahkan tatkala bisa memicu perdebatan panas. 

Dalam pandangan masyarakat masih banyak yang memandang bahwa mengurus rumah, melayani suami, mengasuh anak serta memasak adalah kodrat wanita. Bahkan tak jarang sesama wanita pun masih beranggapan hal yang sama. Padahal pada dasarnya hal itu tidak tepat karena menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata ‘kodrat’ dapat diartikan sebagai kekuasaan Tuhan yang mana manusia tidak bisa menentangnya, sesuatu yang sifatnya melekat sejak diciptakan. Berdasarkan pengertian tersebut, kodarat bagi perempuan ada 4 yakni, haid, hamil, melahirkan serta menyusui. Semua hal tersebut terjadi karena kehendak Tuhan. Kodrat tersebut tentu saja tidak bisa digantikan oleh lelaki, sementara pekerjaan rumah tangga bukanlah kodrat melainkan pilihan. Semua perempuan dapat melakukannya jika dia mau dan mampu.

Rasulullah sebagai suri tauladan memberi banyak contoh yang sekiranya dapat diikuti oleh para umatnya termasuk dalam memuliakan sang istri. Bahkan Rasulullah pun tak segan melakukan pekerjaan rumah tangga demi membantu sang istri seperti hadist dibawah ini:

Dari Al-Aswad, ia bertanya pada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?” ‘Aisyah menjawab,  “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu pekerjaan keluarganya di rumah. Jika telah tiba waktu salat, beliau berdiri dan segera menuju salat.” (HR. Bukhari)

“Tidaklah beliau itu seperti manusia pada umumnya, beliau menjahit bajunya, memerah kambing dan melayani dirinya sendiri. (HR. Tirmidzi). Dalam riwayat Ahmad ada tambahan redaksi: dan menimba air.”

Bagi suami dan istri tentu bisa berkomunikasi dengan baik mengenai pembagian tugas rumah tangga sehingga tidak tumpang tindih didalamnya. Pekerjaan rumah tangga bukanlah kewajiban seorang istri, namun sebagai bentuk berbakti dan kasih sayang kepada suami, seorang istri melakukan pekerjaan rumah tangga tentu akan menjadi ladang pahala baginya. Sedangkan bagi seorang suami membantu meringankan serta menyenangkan sang istri tentu merupakan perbuatan yang baik dan termasuk merupakan kebiasaan orang-orang shalih.

Dengan demikian pekerjaan rumah tangga ada baiknya dikerjakan secara bersama-sama tanpa membebani 1 pihak karena sudah selayaknya suami istri saling membantu untuk urusan rumah tangga. Jadi tidak ada alasan suami menolak melakukan pekerjaan rumah tangga karena sejatinya menyenangkan istri adalah salah satu sifat yang harus diteladani dari Rasulullah. Jika pada kenyataannya suami tidak bisa membantu istri dalam mengurus rumah tangga karena kesibukan pekerjaan, maka suami bisa mencari solusi untuk hal tersebut salah satunya tidak ada salahnya menyewa asisten rumah tangga untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun jika sang istri ingin mengerjakan pekerjaan rumah tangga karena merasa mampu maka suami jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada sang istri.